SIAPA
tidak mengenal Adolf Hitler? Baik sepintas maupun secara mendalam tentu
masyarakat di dunia mengenalnya. Sebuah sosok kharismatis pada jamannya
sehingga membuat pemimpin di negara lain selalu terperangah dan tidak
mampu menyembunyikan rasa takutnya.
Meski
pun usai perang dunia ke II, ia menderita kekalahan dan nasibnya diburu
tentara sekutu sebagai penjahat perang. Namun sampai kini namanya
tercatat sebagai sejarah hebat di negaranya. Kehebatannya tidak saja
membuat pihak berdecak kagum, sekaligus mengadopsi pemikirannya.
Salah
satu yang mungkin terlupakan dari Adolf Hitler dari sejarah hitam
dirinya dalam menancapkan kuku-kukunya di ranah Eropa dan Rusia.
Sosoknya terlalu kalah dengan kebengisannya yang membunuh ribuan kaum
Yahudi. Sekaligus mencaplok negara-negara tetangganya.
Ada
satu hal yang menarik, bahkan mendapat pujian hebat yakni membangun
mentalitas dan mengokohkan jati diri bangsanya, bangsa Aria. Selogannya,
tidak ada bangsa yang paling mulia di jagat raya ini, kecuali bangsa
Aria. Rasa primordial yang begitu kental didengungkun.
Membuat
seluruh rakyat Jerman yang berasal dari etnis Aria, tidak
sungkan-sungkan mencaploknya. Menjadikan causa prima dalam membentuk
jatidirinya. Jika sebelumnya bangsa Aria, merupakan kaum minoritas di
Eropa dengan seluruh ketertinggalan dan keterbelakangannya.
Namun
dalam seketika, mampu menjungkirbalikan sebagai bangsa marjinal dan tak
pernah dihormati dari negara yang lebih maju. Cara membangkitkan harkat
derajat suatu kaum dan mengangkatnya menjadi sebuah bangsa yang memiliki
harga diri. Kehormatan serta kebanggaan adalah hal terpenting.
Sosok
Hitler, yang dianggap sebagai musuh dunia. Tapi bagi bangsanya, tidak
saja memberikan insfirasi dan motivasi. Lebih dari itu, tentunya telah
mampu menunjukan sebagai bangsa kokoh, penuh solidaritas dan
bertanggungjawab terhadap nusa dan bangsanya.
Memersatukan
jutaan manusia yang memiliki perbedaan pemikiran dan kepekaan hati,
tentu tidak mudah. Teramat sulit dalam membangun sebuah hegemoni yang
tidak berdasarkan otoritas pemimpinnya. Tapi berdasarkan doktrin yang
melekat sampai saat ini.
Sebuah
doktrin sederhana, namun dampaknya sampai sekarang tidak pernah luntur.
Ketika bangsa Jerman, terbelah dua menjadi Jerman Timur dan Jerman
Barat, dampak kekalahannya dari sekutu. Seperti Bangsa Korea yang
diperbutkan Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Namun
jiwa Aria, tidak hilang dalam sekejap. Justru menjadi sebuah motivasi
untuk terus menyatu dan menjadi sebuah kebesaran bangsa Aria. Jika
sekarang, tidak ada lagi tembok berlin sebagai pemisah. Bangsa Aria,
semakin menunjukan tajinya di tingkat internasional sebagai bangsa
paling mulia.
Kehormatan
dan kebanggaan seperti bangsa Aria, belum sepenuhnya dimiliki rakyat
Indonesia. Malahan, kita sering menjelek-jelekan bangsa sendiri baik di
tingkat nasional maupun internasional sebagai bangsa tidak berdaya.
Kadang pula merasa bangga terhadap bangsa lain.
Jika
sudah demikian, siapa lagi yang akan menghormati dan merasa bangga
terhadap bangsa sendiri? Sebab kehormatan dan kebanggan tidak ada satu
toko pun yang menjualnya. Jika saja kita tidak menghormati bangsa ini,
lalu siapa yang harus menghormati dan membanggakannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar